Kegiatan yang dapat meningkatkan intelektual para mahasiswa dan dapat menjadikan mahasiswa lebih respek terhadap permasalahan yang terjadi dalam bidang pendidikan.
Kajian Rutin Pendidikan Himadiksi atau bisa disebut juga “Kantin Pensi” merupakan program kerja dari kompartemen dua bidang pendidikan yang diselenggarakan tiga kali dalam setiap periode kepengurusan. Kajian yang pertama telah diselenggarakan pada hari Kamis, 26 Mei 2011 di Ruang Garnadi 01 pkl. 13.00 s.d 16.00 WIB menghadirkan tiga pembicara yaitu Rosyanto S.Pd (Dosen Kurikulum dan Pembelajaran), Aby Dzar (Menteri Luar Negeri BEM REMA UPI) & Hesty Ambarwati (Ketua Umum GEMA PENA 2010).
Kajian rutin kali ini dengan tema “Mahalnya Biaya Pendidikan, Perlu Dievaluasi.” mengupas tentang permasalahan pendidikan yang sedang terjadi yaitu mengenai biaya pendidikan yang mahal. Melihat fakta yang terjadi dalam dunia pendidikan kita saat ini adalah bahwa komitmen terhadap pendidikan dasar di Indonesia masih berada pada peringkat yang memperihatinkan dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya dan dikatakan pula bahwa Indonesia mendapatkan nilai terendah dalam hal komitmen kebijakan dan tindakan pemerintah menghapuskan biaya bagi pendidikan dasar.
Dari pernyataan diatas, kondisi pendidikan Indonesia bisa dikategorikan dalam keadaan kritis, dan krisis pendidikan itu berada pada enam point penting yaitu Disorientasi>>Sekular vs Sakral, Mismanagement, Metode, Sumber dan Media, Daya Dukung (Finansial, Struktural), Tenaga Pengajar dan Kurikulum.
Lalu bagaimanakah dengan biaya pendidikan yang mahal????? Sebenarnya penyebab naiknya biaya pendidikan itu antara lain adalah tidak terealisasikannya anggaran pendidikan 20 % dan naiknya biaya operasional pendidikan. Di Univesitas Pendidikan Indonesia sendiri penyebab naiknya biaya pendidikan berdasarkan SK Rektor adalah karena ingin meningkatkan mutu masukan bagi mahasiswa baru di Universitas Pendidikan Indonesia dan meningkatkan pelayanan informasi bagi masyarakat khususnya calon mahasiswa upi yang ingin mendaftar. Namun pertanyaannya adalah Apakah Kenaikan Biaya Pendidikan Dapat Menjamin Peningkatan Mutu Pendidikan ??????????????
Faktanya, kondisi pendidikan kita berasumsi pada Harga = Kualitas. Jadi sebenarnya, Prinsip Pendidikan dalam Politik Etis karangan Snouck Hurgronje yaitu “Elitisme Pendidikan” Tak Pernah Hilang dari Negeri ini! Bahwasannya, Pendidikan hanya untuk orang-orang yang mampu membayar lebih. Dan Pemerintah ? Pelan-pelan melimpahkan pembiayaan pada Masyarakat (Swasta / Asing / Negeri ? Tetap murid yang susah)
Akhirnya, orang kaya punya kuasa = disorientasi nilai dalam pendidikan, yang kaya tetap berkuasa, yang miskin diinjak penguasa. Padahal, Indonesia merdeka karena salah satunya peran para Intelektual muda yang lahir dari rahim pendidikan.
Kajian rutin kali ini dengan tema “Mahalnya Biaya Pendidikan, Perlu Dievaluasi.” mengupas tentang permasalahan pendidikan yang sedang terjadi yaitu mengenai biaya pendidikan yang mahal. Melihat fakta yang terjadi dalam dunia pendidikan kita saat ini adalah bahwa komitmen terhadap pendidikan dasar di Indonesia masih berada pada peringkat yang memperihatinkan dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya dan dikatakan pula bahwa Indonesia mendapatkan nilai terendah dalam hal komitmen kebijakan dan tindakan pemerintah menghapuskan biaya bagi pendidikan dasar.
Dari pernyataan diatas, kondisi pendidikan Indonesia bisa dikategorikan dalam keadaan kritis, dan krisis pendidikan itu berada pada enam point penting yaitu Disorientasi>>Sekular vs Sakral, Mismanagement, Metode, Sumber dan Media, Daya Dukung (Finansial, Struktural), Tenaga Pengajar dan Kurikulum.
Lalu bagaimanakah dengan biaya pendidikan yang mahal????? Sebenarnya penyebab naiknya biaya pendidikan itu antara lain adalah tidak terealisasikannya anggaran pendidikan 20 % dan naiknya biaya operasional pendidikan. Di Univesitas Pendidikan Indonesia sendiri penyebab naiknya biaya pendidikan berdasarkan SK Rektor adalah karena ingin meningkatkan mutu masukan bagi mahasiswa baru di Universitas Pendidikan Indonesia dan meningkatkan pelayanan informasi bagi masyarakat khususnya calon mahasiswa upi yang ingin mendaftar. Namun pertanyaannya adalah Apakah Kenaikan Biaya Pendidikan Dapat Menjamin Peningkatan Mutu Pendidikan ??????????????
Faktanya, kondisi pendidikan kita berasumsi pada Harga = Kualitas. Jadi sebenarnya, Prinsip Pendidikan dalam Politik Etis karangan Snouck Hurgronje yaitu “Elitisme Pendidikan” Tak Pernah Hilang dari Negeri ini! Bahwasannya, Pendidikan hanya untuk orang-orang yang mampu membayar lebih. Dan Pemerintah ? Pelan-pelan melimpahkan pembiayaan pada Masyarakat (Swasta / Asing / Negeri ? Tetap murid yang susah)
Akhirnya, orang kaya punya kuasa = disorientasi nilai dalam pendidikan, yang kaya tetap berkuasa, yang miskin diinjak penguasa. Padahal, Indonesia merdeka karena salah satunya peran para Intelektual muda yang lahir dari rahim pendidikan.
1 comments:
Hanya sistem islam berbingkai khilafah pendidikan dan kesehatan itu gratis.
:k1 :k2 :k3 :k4 :k5 :k6 :k7 :k8 :k9 :a1 :a2 :a3 :a4 :a5 :a6 :a7 :a8 :a9 .
Post a Comment